APA TUGAS GURU TERKAIT DENGAN MOTIVASI BELAJAR ?
MEMBANGKITKAN MENGEMBANGKAN MOTIVASI BELAJARSISWA
MEMELIHARA MENINGKATKAN
BAGAIMANA CARANYA ?
1. Mengemukakan arti pentingnya hal yang dipelajari
2.Mengkaitkan materi dengan latar belakang
kehidupan siswa
- Menimbulkan
perasaan ingin tahu (penasaran)
4.penggunaan multi metode/media
5.mengemukakan tujuan ( jelas,
penting,
6. memungkinkan untuk dicapai)
PEMBELAJARAN TUNTAS
Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran
Tuntas ?
•
Pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan
peserta didik menguasai secara tuntas seluruh SK/KD tertentu
•
Pembelajaran tuntas dilakukan dengan pendekatan
diagnosis, strateginya menggunakan pendekatan individual dalam arti walaupun
pelaksanaannya dengan klasikal akan tetapi mengakui dan memberikan layanan
sesuai dengan perbedaan-perbedaan individu peserta didik
•
Karena ada pembelajaran tuntas sementara siswa
memiliki perbedaan dalam potensi maka terjadi siswa yang lambat dan siswa yang
cepat dlam mengolah informasi yang disampaikan guru
•
Hal inilah yang melatar belakangi muncul pembelajaran
remedial dan pembelajaran pengayaan
PEMBELAJARAN REMIDIALDIREKTORAT PENDIDIKAN
NASIONAL
DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH
DIREKTORAT PENGEMBANGAN SMA
PEMBELAJARAN REMEDIAL
•
Pembelajaran
remedial adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan pada KD tertentu, menggunakan berbagai metode yang diakhiri
dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar peserta
didik
•
Pada hakikatnya semua peserta didik akan dapat
mencapai Standar Kompetensi yang ditentukan, hanya waktu pencapaian yang
berbeda. Oleh karena itu perlu pembelajaran remedial (perbaikan)
PRINSIP PEMBELAJARAN REMEDIAL
-
Adaptif
-
Interaktif
-
Fleksibel dalam metode pembelajaran dan penilaian
-
Pemberian umpan balik sesegera mungkin
-
Pelayanan sepanjang waktu
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK
•
Kesulitan ringan (kurang perhatian saat mengikuti
pembelajaran
•
Kesulitan sedang (gangguan belajar dari luar peserta
didik misalkan : actor keluarga, lingkungan tempat tinggal dan pergaulan)
•
Kesulitan berat (ketunaan pada diri peserta didik
misalnya : tuna rungu, tuna netra dan tuna daksa)
TEKNIS MENDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
-
Tes prasyarat
-
Tes Diagnosis
-
Wawancara
-
Observasi
PELAKSANAAN REMEDIAL
•
Pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda (remedial teaching)
•
Belajar mandiri atau pemberian bimbingan secara khusus
•
Pemberian tugas/latihan
•
Belajar kelompok dengan bimbingan tutor sebaya
•
Atau apa saja yang disesuaikan dengan kondisi
•
Diakhiri semua kegiatan dengan ulangan
TES ULANG / PERBAIKAN
•
Diberikan kepada peserta didik yang telah mengikuti
program pembelajaran remedial agar dapat diketahui apakah peserta didik telah
mencapai ketuntasan dalam penguasaan kompetensi yang telah ditetapkan
•
Hasil nilai tes ulang tidak melebihi batas kriteria
Ketuntasan Minimal
PEMBELAJARAN PENGAYAAN
•
Peserta didik yang telah mencapai kompetensi lebih
cepat dari peserta didik yang lain sehingga dapat mengembangkan dan memperdalam
kecakapan secara optimal
•
Memberi kesempatan bagi peserta didik yang memiliki
kelebihan sehingga mereka dapat mengembangkan minat dan bakat serta
mengoptimalkan kecakapan
•
Merupakan penguatan pada KD tertentu dengan memberi
tugas membaca, tutor sebaya dan diskusi atau apa saja sesuai dengan kondisi
PELAKSANAAN PENGAYAAN
•
Agar pelaksanaan pengayaan tepat sasaran perlu
langkah-langkah sistematis :
-
Mengidentifikasikan kelebihankemampuan peserta didik
-
Memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran pengayaan
BENTUK PENGAYAAN
•
Belajar kelompok : Sekelompok peserta didik yang
memiliki minat yang sama diberikan pelajaran yg sama pada jam pelajaran biasa
sambil menunggu siswa lain yang remedial
•
Belajar mandiri : secara mandiri siswa belajar tentang
sesuatu yang diminati
•
Pembelajaran berbasis tema : memadukan kurikulum di
bawah tema besar agar siswa dapat mempelajari hubungan berbagai disiplin ilmu
•
Pemadatan kurikulum : pemberian pelajaran untuk kompetensi
materi yang belum diketahui siswa
KEGIATAN TATAP MUKA
•
Sistem paket
•
Kegiatan belajar ekspositori (ceramah, presentasi,
diskusi)
•
Pembelajaran kolaboratif dan kooperatif
•
Strategi pembelajaran diskoveri inkuiri (kajian
pustaka, eksperimen, internet dan tanya jawab)
KEGIATAN TUGAS TERSTUKTUR
•
Sistem paket
•
Tidak tercantum dalam jadwal tapi dirancang oleh guru
dalam silabus
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN ASAS ASAS
PEMBELAJARAN
Pengertian Prinsip belajar
} Prinsip adalah sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama dan
menjadi dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa maupun bagi guru dalam
upaya mencapai hasil yang diinginkan agar proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan baik antara pendidik dan peserta didik.
Prinsip belajar
} Sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang
utama (Badudu&Zein, 2001:1089)
} Sesuatu yang menjadi dasar dari pokok
berpikir, berpijak dsb (Syah Djanilus, 1993)
} Sesuatu kebenaran yang kebenarannya sudah
terbukti dengan sendirinya (Dardiri, 1996)
Prinsip-Prinsip Belajar
} Prinsip-prinsip belajar yang relatif
berlaku umum berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta
perbedaan individual
Perhatian dan Motivasi
• Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan
pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk
belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan
membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.
Motivasi erat kaitannya dengan minat.siswa
yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik
perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang
studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang di anggap
penting dalam kehidupan. Nilai-nilai tersebut mengubah tingkah laku dan
motivasinya.
Keaktifan
• John Dewey mengemukakan bahwa belajar
adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka
inisiatif harus datang sendiri.
• Guru sekedar pembimbing dan pengarah.
• Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat
aktif, jiwa mengolah informasi, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa
mengadakan transformasi à anak memiliki
sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu.
• Dalam proses balajar mengajar à anak mampu mengidantifikasi, merumuskan
masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik
kesimpulan.
Keterlibatan langsung/ Berpengalaman
• Belajar secara langsung dalam hal ini tidak
sekedar mengamati secara langsung melainkan harus menghayati, terlibat langsung
dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
• Belajar harus dilakukan siswa secara aktif,
baik individual maupun kelompok dengan cara memecahkan masalah (problem
solving).
• Guru bertindak sebagai pembimbing dan
fasilitator.
• Keterlibatan siswa di dalam belajar tidak hanya keterlibatan fisik
semata, tetapi juga keterlibatan emosional, keterlibatan dengan kegiatan
kognitif dalam pencapaian perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi
nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai, dan juga pada saat mengadakan
latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.
Pengulangan
• Salah satu hukum belajar Thorndike “law of
exercise”, mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara
stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengamatan-pengamatan itu
memperbesar peluang timbulnya respons benar.
• Teori psikologi Conditioning, respons akan
timbul bukan karena oleh stimulus saja tetapi oleh stimulus yang di kondisikan,
misalnya siswa berbaris masuk ke kelas, mobil berhenti pada saat lampu merah
Tantangan
• Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar
membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru à banyak mengandung masalah yang perlu
dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.
• Penggunaan metode eksperimen dan diskoveri à memberikan tantangan bagi siswa untuk
belajar secara lebih giat dan sungguh-sungguh.
• Penguatan positif maupun negatif juga akan
menantang siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran atau terhindar
dari hukum yang tidak menyenangkan.
Balikan dan Penguatan
• Prinsip belajar yang berkaitan dengan
balikan dan penguatan ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari
B.F. Skinner. Kalau pada teori conditioning yang diberi kondisi adalah
stimulusnya, maka pada operant conditioning yang diperkuat adalah responnya.
Kunci dari teori belajar ini adalah law of effectnya Thorndike. Siswa belajar
sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik
itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat
merupakan operant conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang
mendapat nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik
kelas. Hal ini juga bisa mendorong anak untuk belajar lebih giat à disebut penguatan negatif atau escape
conditioning.
Sajian berupa tanya jawab, diskusi,
eksperimen, metode penemuan dan sebagainya merupakan cara belajar-mengajar yang
memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan.
Perbedaan Individu
• Siswa merupakan individual yang unik,
artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki
perbedaan satu dengan yang lainnya.
• Perbedaan belajar ini berpengaruh pada cara
dan hasil belajar siswa. Sistem pendidikan klasikal yang dilakukan di sekolah à kurang memperhatikan masalah perbedaan
individual, umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa
sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama,
demikian pula dengan pengetahuannya.
Asas Pembelajaran
• Lima prinsip dasar dalam pemenuhan hak
anak: (a) non-diskriminasi, (b) kepentingan terbaik bagi anak (best interests
of the child), (c) hak untuk hidup dan berkembang (right to life, continuity of
life and to develop), (d) hak atas perlindungan (right to protection), (e)
penghargaan terhadap pendapat anak (respect for the opinions of children).
• Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari
penuangan informasi ke dalam benak siswa Belajar memerlukan keterlibatan mental
dan kerja siswa sendiri.
• Yang bisa membuahkan hasil belajar yang
langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik,
kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan, dan membahasnya dengan
orang lain.
Teori konstruktif
C. TEORI KONSTRUKTIVISTIK
Dasar pandangan
Perubahan
kognitif hanya terjadi jika konsepsi-
konsepsi yang telah dimiliki sebelumnya diolah melalui suatu proses
ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi baru
Menurut
teori ini proses individu menghubungkan dan mengasimilasikan
pengetahuan/kecakapan/pengalaman yang telah dimilikinya dengan
pengetahuan/kecakapan/pengalaman
baru sehingga terjadi
rubahan/perkem-bangan
PRINSIP TEORI KONSTRUKTIF
1. pembelajaran sosial, siswa belajar melalui interaksi dengan orang
dewasa dan teman sebaya Yang lebih
mampu
2. zona perkembangan terdekat, siswa belajar konsep paling baik apa bila konsep itu berada pada zona perkembangan terdekat mereka
3. pemagangan kognitif, siswa secara bertahap memperoleh keahlian melalui interaksinya dengan mereka yang telah menguasai bidangnya
4.scaffolding, siswa diberikan tugas-tugas kompleks, sulit dan realistik untuk kemudian diberikan bantuan secukupnya untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut
2. zona perkembangan terdekat, siswa belajar konsep paling baik apa bila konsep itu berada pada zona perkembangan terdekat mereka
3. pemagangan kognitif, siswa secara bertahap memperoleh keahlian melalui interaksinya dengan mereka yang telah menguasai bidangnya
4.scaffolding, siswa diberikan tugas-tugas kompleks, sulit dan realistik untuk kemudian diberikan bantuan secukupnya untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut
IMPLIKASI DALAM PEMBELAJARAN
- Dasar pembelajaran
adalah bahwa dalam diri siswa sudah ada
pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman tertentu
- Melalui proses
pembelajaran siswa menambah, merevisi, atau memodivikasi pengetahuan,
pemahaman, kecakapan, pengalaman
lama menjadi pengetauan,pemahaman, kecakapan, pengalaman yang baru
( proses konstruksi)
3.Guru berperan memvasilitasi terjadinya
proses konstruksi
Ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme
} Menekankan pada proses belajar bukan
mengajar
} Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu
proses, bukan menekankan hasil
} Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu
secara alami pada siswa
} Mendorong siswa untuk melakukan
penyeledikan
} Penilaian belajar lebih menekankan pada
kinerja dan pemahaman siswa
} Memberi kesempatan pada siswa untuk
membangun pengetahuan dan pemahaman baru yang didasarkan pada pengalaman yang
nyata
} Teori konstruktivistik
} (DR. Sujarwo, M.Pd
} Teori ini percaya bahwa siswa mampu mencari sendiri masalah,
menyusun sendiri pengetahuannya melalui kemampuan berpikir dan tantangan yang
dihadapinya , menyelesaikan dan membuat konsep mengenai keseluruhan pengalaman
realistik dan teori dalam satu pengetahuan utuh.
Tokoh dalam teori Konstruktivisme
- John Dewey
Bahwa belajar bergantung pada pengalaman dan minat siswa sendiri dan
topik dalam Kurikulum harus saling terintegrasi bukan terpisah atau tidak
mempunyai kaitan satu sama lain. Belajar harus bersifat aktif,langsung
terlibat, berpusat pada Siswa (SCL= Student Centered Learning ) dalam konteks
pengalaman sosial.
2. Jean Piaget
bahwa pengetahuan yang diperoleh seorang anak merupakan hasil dari
konstruksi pengetahuan awal yang telah dimiliki dengan pengetahuan yang baru
diperolehnya melalui 2 cara yaitu :
a. Asimilasi yaitu integrasi konsep
yang merupakan tambahan atau penyempurnaan dari konsep awal yang dimiliki.
b. Akomodasi terbentuknya konsep
baru pada anak karena konsep awal tidak sesuai dengan pengalaman baru yang
diperolehnya.
3. Lev Vygotsky
Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky
yaitu
- Zone of Proximal
Development (ZPD)
kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau melalui
kerjasama dengan teman sejawat yang lebih mampu
- Scaffolding
pemberian sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal
pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk
mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya
Prinsip-prinsip Konstruktivisme
1.
Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari
guru ke murid
3.Murid aktif megkontruksi secara terus
menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah
4. Guru sekedar membantu menyediakan sarana
dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.
Karakteristik pembelajaran Konstruktivisme
Menurut Driver dan Bell :
(1)
siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif
melainkan memiliki tujuan,
(2)
belajar
mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa,
(3)
pengetahuan
bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikonstruksi secara personal,
(4)
pembelajaran
bukanlah transmisi pengetahuan,
(5)
kurikulum bukanlah sekedar dipelajari, melainkan
seperangkat pembelajaran, materi, dan sumber.
(6)
Implikasi teori konstruktivistik
(7)
Yaitu :
(8)
(a) tujuan
pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan individu
atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan
yang dihadapi,
(9)
(b) kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga
terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat
dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan memecahkan masalah
seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam
kehidupan sehari-hari
(10)
(c) peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat
menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi
sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk
terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.
TUJUAN BELAJAR
– PEMBELAJARAN
Apa yang dimaksud dengan tujuan belajar - pembelajaran ?
Tujuan belajar-pembelajaran
merupakan perilaku yang
diharapkan dapat dicapai siswa sehubungan dengan aktivitas belajar
–pembelajaran dilakukan
Apa urgensi penetapkan dan perumusan tujuan belajar-pembelajaran?
Penetapan dan perumusan tujuan belajar - pembelajaran sangat penting,
karena sebagai dasar dalam :
1. Menyusun alat/instrumen evaluasi
2. Menentukan materi yang diperlukan
3. Memilih dan menentukan sarana (alat pelajaran, alat peraga, media)
yang diperlukan
4. Memilih dan menetukan metode belajar
– pembelajaran yang diperlukan
Jenis tujuan dalam belajar pembelajaran
meliputi apa saja ?
1.Tujuan kurikuler ( standart kompetensi)
Menggambarkan perilaku internal dalam lingkup yang luas
2. Tujuan pembelajaran umum
(kompetensi dasar) Menggambarkan perilaku internal dalam lingkup yang relatif
terbatas
3. Tujuan pembelajaran
khusus (indikator) Menggambarkan
perilaku eksternal dalam lingkup yang spesifik
Jenis-jenis perilaku yang menjadi dasar dalam penentuan dan perumusan
tujuan belajar-pembelajaran meliputi apa saja ?
1.Perilaku ranah kognitif
2.Perilaku ranah afektif
3.Perilaku ranah psikomotor
PERILAKU RANAH KOGNITIFJenis perilaku yang berkaitan dengan kemampuan
mengingat dan berfikir (memecahkan masalah)
TERDIRI DARI 6 PERILAKU
1. Pengetahuan
(kemampuan mengingat dan mengenal
suatu obyek)
Perilaku internal : mengetahui ...........
Perilaku eksternal a.l : menyebutkan, menunjukkan, mengidentifikasi
2. Pemahaman (kemampuan menangkap makna
suatu obyek)
Perilaku internal a.l : memahami .........., menginterpretasikan Perilaku eksternal a.l : menjelaskan,
menerangkan, memberi contoh
3. Penerapan (kemampuan
menerapkan … dalam situasi yang baru/konkrit)
Perilaku internal a.l : menggunakan..,membuat…..,
Perilaku eksternal a.l : mendemonstrasikan,
menghitung, membuktikan
4.Analisis (kemampuan menguraikan suatu kesatuan kedalam bagian-bagian)
Perilaku internal a.l :menganalisis,merinci
Perilaku eksternal a.l : membandingkan, membagi, memilih
Perilaku internal a.l :menganalisis,merinci
Perilaku eksternal a.l : membandingkan, membagi, memilih
- Sintesis
(kemampuan mengintegrasikan bagian-bagian ke dalam satu kesatuan)
Perilaku internal a. l : menyususun..,Menghasilkan
Perilaku
eksternal a. l : merangkaikan,
menyimpulkan
6.Evaluasi (kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu obyek tertentu)
Perilaku internal a.l : mempertimbangkan, menilai
Perilaku eksternal a. l : membedakan, mengkritik
Perilaku internal a.l : mempertimbangkan, menilai
Perilaku eksternal a. l : membedakan, mengkritik
PERILAKU RANAH AFEKTIF
Jenis perilaku yang berkaitan dg nilai, norma, sikap, perasaan, kemauan
TERDIRI DARI 5 PRILAKU
1. Penerimaan (adanya kesadaran dan perhatian terhadap stimulan yang datang )
Perilaku internal :
menunjukkan ..........
Perilaku eksternal :
mengikuti, menyatakan, menjawab,
2.Partisipasi ( memberikan tanggapan secara verbal ataupun tindakan)
Perilaku internal :
mematuhi......., berperan secara aktif
...
Perilaku eksternal :
melaksanakan, menyumbangkan, melaporkan
3.Penilaian/Penetuan sikap ( penyesuaian diri sesuai dengan penilaian yang telah dilakukannya)
Perilaku internal :
mengakui, menyepakati, menyukai, menghargai
Perilaku eksternal :
mengajak, menolak, melaksanakan,
membela, ikut serta
- Organisasi (menghubungkan
antar nilai menjadi suatu sistem nilai)
Perilaku internal : membentuk sistem nilai
Perilaku eksternal : merumuskan, mengatur,
5.Pembentukan pola hidup (menjadikan sistem nilai sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dalam kehidupannya)
Perilaku internal :
menunjukkan ......melibatkan diri ........
Perilaku eksternal : memperlihatkan, Bertahan, membuktikanPERILAKU RANAH PSIKOMOTOR
Perilaku eksternal : memperlihatkan, Bertahan, membuktikanPERILAKU RANAH PSIKOMOTOR
merupakan perilaku yang menyangkut aspek ketrampilan/gerakan
TERDIRI DARI 7 PERILAKU
TERDIRI DARI 7 PERILAKU
1. Persepsi (kemampuan mengenal
obyek motorik dengan panca indera)
Perilaku internal : membedakan, menafsirkan,
Perilaku eksternal :
mengidentifikasi, membedakan, memilih
2. Kesiapan (kemampuan mempersiapkan diri untuk melakukan suatu gerakan)
Perilaku internal : berkonsentrasi,
menyiapkan diri
Perilaku eksternal :
menunjukkan, mengawali, mempersiapkan
3. Gerakan terbimbing (kemampuan melakukan gerakan dengan mengikuti
contoh)
Perilaku internal : meniru
contoh
Perilaku eksternal :
mengikuti, memasang, mencoba, membuat
4. Gerakan terbiasa (kemampuan melakukan gerakan tanpa melihat contoh)
Perilaku internal :terampil
Perilaku eksternal : memainkan, mendemonstrasikan, mengatur
Perilaku internal :terampil
Perilaku eksternal : memainkan, mendemonstrasikan, mengatur
5. Gerakan kompleks ( kemampuan melakukan serangkaian gerakan secara
tepat,lancar,luwes)
Perilaku internal :terampil..............
Perilaku eksternal : memasang, membongkar, mendemonstrasikan
Perilaku internal :terampil..............
Perilaku eksternal : memasang, membongkar, mendemonstrasikan
6. Penyesuaian pola gerakan (kemampuan
menyesuaikan gerakan dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya) Perilaku internal :menyesuaikandiri,bervariasi
Perilaku eksternal : mengubah, mengatur, membuat variasI
Penciptaan pola gerakan (kemampuan membuat pola gerakan baru)
Perilaku internal : menciptakan sesuatu yang baru
Perilaku eksternal : merancang, menciptakan, mendesain
Perilaku eksternal : mengubah, mengatur, membuat variasI
Penciptaan pola gerakan (kemampuan membuat pola gerakan baru)
Perilaku internal : menciptakan sesuatu yang baru
Perilaku eksternal : merancang, menciptakan, mendesain
Semester V
Tidak ada komentar:
Posting Komentar