Kamis, 08 Desember 2016

APA TUGAS GURU TERKAIT DENGAN MOTIVASI BELAJAR  ?
MEMBANGKITKAN MENGEMBANGKAN MOTIVASI BELAJARSISWA
MEMELIHARA  MENINGKATKAN
BAGAIMANA CARANYA ?
1. Mengemukakan arti pentingnya hal yang dipelajari
2.Mengkaitkan materi dengan latar belakang kehidupan siswa
  1. Menimbulkan perasaan ingin tahu (penasaran)
4.penggunaan multi metode/media
5.mengemukakan tujuan ( jelas, penting,     
6. memungkinkan untuk dicapai)
PEMBELAJARAN TUNTAS
Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran Tuntas ?
         Pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan peserta didik menguasai secara tuntas seluruh SK/KD tertentu
         Pembelajaran tuntas dilakukan dengan pendekatan diagnosis, strateginya menggunakan pendekatan individual dalam arti walaupun pelaksanaannya dengan klasikal akan tetapi mengakui dan memberikan layanan sesuai dengan perbedaan-perbedaan individu peserta didik
         Karena ada pembelajaran tuntas sementara siswa memiliki perbedaan dalam potensi maka terjadi siswa yang lambat dan siswa yang cepat dlam mengolah informasi yang disampaikan guru
         Hal inilah yang melatar belakangi muncul pembelajaran remedial dan pembelajaran pengayaan
PEMBELAJARAN REMIDIALDIREKTORAT PENDIDIKAN NASIONAL
DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PENGEMBANGAN SMA
PEMBELAJARAN REMEDIAL
         Pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan pada KD tertentu, menggunakan berbagai metode yang diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar peserta didik
         Pada hakikatnya semua peserta didik akan dapat mencapai Standar Kompetensi yang ditentukan, hanya waktu pencapaian yang berbeda. Oleh karena itu perlu pembelajaran remedial (perbaikan)
PRINSIP PEMBELAJARAN REMEDIAL
-          Adaptif
-          Interaktif
-          Fleksibel dalam metode pembelajaran dan penilaian
-          Pemberian umpan balik sesegera mungkin
-          Pelayanan sepanjang waktu
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK
         Kesulitan ringan (kurang perhatian saat mengikuti pembelajaran
         Kesulitan sedang (gangguan belajar dari luar peserta didik misalkan : actor keluarga, lingkungan tempat tinggal dan pergaulan)
         Kesulitan berat (ketunaan pada diri peserta didik misalnya : tuna rungu, tuna netra dan tuna daksa)
TEKNIS MENDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
-          Tes prasyarat
-          Tes Diagnosis
-          Wawancara
-          Observasi
PELAKSANAAN REMEDIAL
         Pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda (remedial teaching)
         Belajar mandiri atau pemberian bimbingan secara khusus
         Pemberian tugas/latihan
         Belajar kelompok dengan bimbingan tutor sebaya
         Atau apa saja yang disesuaikan dengan kondisi
         Diakhiri semua kegiatan dengan ulangan
TES ULANG / PERBAIKAN
         Diberikan kepada peserta didik yang telah mengikuti program pembelajaran remedial agar dapat diketahui apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan dalam penguasaan kompetensi yang telah ditetapkan
         Hasil nilai tes ulang tidak melebihi batas kriteria Ketuntasan Minimal
PEMBELAJARAN PENGAYAAN
         Peserta didik yang telah mencapai kompetensi lebih cepat dari peserta didik yang lain sehingga dapat mengembangkan dan memperdalam kecakapan secara optimal
         Memberi kesempatan bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sehingga mereka dapat mengembangkan minat dan bakat serta mengoptimalkan kecakapan
         Merupakan penguatan pada KD tertentu dengan memberi tugas membaca, tutor sebaya dan diskusi atau apa saja sesuai dengan kondisi
PELAKSANAAN PENGAYAAN
         Agar pelaksanaan pengayaan tepat sasaran perlu langkah-langkah sistematis :
                            - Mengidentifikasikan kelebihankemampuan peserta didik
                            - Memberikan perlakuan  (treatment) pembelajaran  pengayaan
BENTUK PENGAYAAN
         Belajar kelompok : Sekelompok peserta didik yang memiliki minat yang sama diberikan pelajaran yg sama pada jam pelajaran biasa sambil menunggu siswa lain yang remedial
         Belajar mandiri : secara mandiri siswa belajar tentang sesuatu yang diminati
         Pembelajaran berbasis tema : memadukan kurikulum di bawah tema besar agar siswa dapat mempelajari hubungan berbagai disiplin ilmu
         Pemadatan kurikulum : pemberian pelajaran untuk kompetensi materi yang belum diketahui siswa
KEGIATAN TATAP MUKA
         Sistem paket
         Kegiatan belajar ekspositori (ceramah, presentasi, diskusi)
         Pembelajaran kolaboratif dan kooperatif
         Strategi pembelajaran diskoveri inkuiri (kajian pustaka, eksperimen, internet dan tanya jawab)
KEGIATAN TUGAS TERSTUKTUR
         Sistem paket
         Tidak tercantum dalam jadwal tapi dirancang oleh guru dalam silabus
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN ASAS ASAS PEMBELAJARAN
Pengertian Prinsip belajar
}  Prinsip adalah sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama dan menjadi dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa maupun bagi guru dalam upaya mencapai hasil yang diinginkan agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik dan peserta didik.
Prinsip belajar
}  Sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama (Badudu&Zein, 2001:1089)
}  Sesuatu yang menjadi dasar dari pokok berpikir, berpijak dsb (Syah Djanilus, 1993)
}  Sesuatu kebenaran yang kebenarannya sudah terbukti dengan sendirinya (Dardiri, 1996)
Prinsip-Prinsip Belajar
}  Prinsip-prinsip belajar yang relatif berlaku umum berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual
Perhatian dan Motivasi
      Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.
Motivasi erat kaitannya dengan minat.siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang di anggap penting dalam kehidupan. Nilai-nilai tersebut mengubah tingkah laku dan motivasinya.
Keaktifan
      John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang sendiri.
      Guru sekedar pembimbing dan pengarah.
      Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi à anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu.
      Dalam proses balajar mengajar à anak mampu mengidantifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.
Keterlibatan langsung/ Berpengalaman
      Belajar secara langsung dalam hal ini tidak sekedar mengamati secara langsung melainkan harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
      Belajar harus dilakukan siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok dengan cara memecahkan masalah (problem solving).
      Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.
      Keterlibatan siswa di dalam belajar tidak hanya keterlibatan fisik semata, tetapi juga keterlibatan emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.
Pengulangan
      Salah satu hukum belajar Thorndike “law of exercise”, mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengamatan-pengamatan itu memperbesar peluang timbulnya respons benar.
      Teori psikologi Conditioning, respons akan timbul bukan karena oleh stimulus saja tetapi oleh stimulus yang di kondisikan, misalnya siswa berbaris masuk ke kelas, mobil berhenti pada saat lampu merah
Tantangan
      Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru à banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.
      Penggunaan metode eksperimen dan diskoveri à memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan sungguh-sungguh.
      Penguatan positif maupun negatif juga akan menantang siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran atau terhindar dari hukum yang tidak menyenangkan.
Balikan dan Penguatan
      Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F. Skinner. Kalau pada teori conditioning yang diberi kondisi adalah stimulusnya, maka pada operant conditioning yang diperkuat adalah responnya. Kunci dari teori belajar ini adalah law of effectnya Thorndike. Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapat nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas. Hal ini juga bisa mendorong anak untuk belajar lebih giat à disebut penguatan negatif atau escape conditioning.
Sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan dan sebagainya merupakan cara belajar-mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan.
Perbedaan Individu
      Siswa merupakan individual yang unik, artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya.
      Perbedaan belajar ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Sistem pendidikan klasikal yang dilakukan di sekolah à kurang memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya.
Asas Pembelajaran
      Lima prinsip dasar dalam pemenuhan hak anak: (a) non-diskriminasi, (b) kepentingan terbaik bagi anak (best interests of the child), (c) hak untuk hidup dan berkembang (right to life, continuity of life and to develop), (d) hak atas perlindungan (right to protection), (e) penghargaan terhadap pendapat anak (respect for the opinions of children).
      Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri.
      Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan, dan membahasnya dengan orang lain.
Teori konstruktif
C. TEORI KONSTRUKTIVISTIK
Dasar pandangan
                            Perubahan kognitif hanya terjadi jika  konsepsi- konsepsi yang telah dimiliki sebelumnya diolah melalui suatu proses ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi baru
                            Menurut teori ini proses individu menghubungkan dan mengasimilasikan pengetahuan/kecakapan/pengalaman yang telah dimilikinya dengan
                            pengetahuan/kecakapan/pengalaman baru        sehingga terjadi rubahan/perkem-bangan
PRINSIP TEORI KONSTRUKTIF
1. pembelajaran sosial, siswa belajar melalui interaksi       dengan            orang dewasa dan teman sebaya Yang                             lebih        mampu
2. zona perkembangan terdekat, siswa belajar konsep       paling baik apa bila konsep itu berada pada zona perkembangan terdekat mereka
3. pemagangan kognitif, siswa secara bertahap     memperoleh keahlian melalui interaksinya dengan     mereka yang telah menguasai bidangnya
4.scaffolding, siswa diberikan tugas-tugas kompleks,       sulit     dan realistik untuk kemudian diberikan                             bantuan secukupnya untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut
IMPLIKASI DALAM PEMBELAJARAN
  1. Dasar pembelajaran adalah bahwa dalam diri siswa sudah ada  pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman tertentu
  2. Melalui proses pembelajaran siswa menambah, merevisi, atau memodivikasi pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman  lama menjadi pengetauan,pemahaman, kecakapan, pengalaman yang baru ( proses konstruksi)
3.Guru berperan memvasilitasi terjadinya proses konstruksi
Ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme
}  Menekankan pada proses belajar bukan mengajar
}  Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekankan hasil
}  Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa
}  Mendorong siswa untuk melakukan penyeledikan
}  Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa
}  Memberi kesempatan pada siswa untuk membangun pengetahuan dan pemahaman baru yang didasarkan pada pengalaman yang nyata
}  Teori konstruktivistik
}  (DR. Sujarwo, M.Pd
}  Teori ini percaya bahwa siswa mampu mencari sendiri masalah, menyusun sendiri pengetahuannya melalui kemampuan berpikir dan tantangan yang dihadapinya , menyelesaikan dan membuat konsep mengenai keseluruhan pengalaman realistik dan teori dalam satu pengetahuan utuh.
Tokoh dalam teori Konstruktivisme
  1. John Dewey
    Bahwa belajar bergantung pada pengalaman dan minat siswa sendiri dan topik  dalam Kurikulum harus saling  terintegrasi bukan terpisah atau tidak mempunyai kaitan satu sama lain. Belajar harus bersifat aktif,langsung terlibat, berpusat pada Siswa (SCL= Student Centered Learning ) dalam konteks pengalaman sosial.
2. Jean Piaget
bahwa pengetahuan yang diperoleh seorang anak merupakan hasil dari konstruksi pengetahuan awal yang telah dimiliki dengan pengetahuan yang baru diperolehnya melalui 2 cara yaitu :
a. Asimilasi yaitu integrasi konsep yang merupakan tambahan atau penyempurnaan dari konsep awal yang dimiliki.
b. Akomodasi terbentuknya konsep baru pada anak karena konsep awal tidak sesuai dengan pengalaman baru yang diperolehnya.
3. Lev Vygotsky
Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky yaitu
  1. Zone of Proximal Development (ZPD)
      kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan teman sejawat yang lebih mampu
  1. Scaffolding
       pemberian sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya
Prinsip-prinsip Konstruktivisme
1.  Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid
3.Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah
4. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.
Karakteristik pembelajaran Konstruktivisme
Menurut Driver dan Bell  :
(1)   siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan,
(2)     belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa,
(3)    pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikonstruksi secara personal,
(4)     pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan,
(5)   kurikulum bukanlah sekedar dipelajari, melainkan seperangkat pembelajaran, materi, dan sumber.
(6)   Implikasi teori konstruktivistik
(7)   Yaitu :
(8)    (a) tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi,
(9)   (b) kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari
(10)                                         (c) peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.
TUJUAN BELAJAR – PEMBELAJARAN
Apa yang dimaksud dengan tujuan belajar - pembelajaran ?
Tujuan belajar-pembelajaran    merupakan  perilaku yang diharapkan dapat dicapai siswa sehubungan dengan aktivitas belajar –pembelajaran dilakukan
Apa urgensi penetapkan dan perumusan tujuan belajar-pembelajaran?
Penetapan dan perumusan tujuan belajar - pembelajaran sangat penting, karena  sebagai dasar dalam :
1. Menyusun alat/instrumen evaluasi
2. Menentukan materi yang diperlukan
3. Memilih dan menentukan sarana (alat pelajaran, alat peraga, media) yang                diperlukan
4. Memilih dan menetukan metode belajar  –  pembelajaran yang diperlukan
Jenis tujuan  dalam belajar pembelajaran meliputi apa saja ?
1.Tujuan kurikuler ( standart kompetensi) Menggambarkan perilaku internal dalam lingkup yang luas
2.  Tujuan pembelajaran umum (kompetensi dasar) Menggambarkan perilaku internal dalam lingkup yang relatif terbatas
3.  Tujuan pembelajaran khusus  (indikator) Menggambarkan perilaku eksternal dalam lingkup yang spesifik
Jenis-jenis perilaku yang menjadi dasar dalam penentuan dan perumusan tujuan belajar-pembelajaran meliputi apa saja ?
1.Perilaku ranah kognitif
2.Perilaku ranah afektif
3.Perilaku ranah psikomotor
PERILAKU RANAH KOGNITIFJenis perilaku yang berkaitan dengan kemampuan mengingat dan berfikir (memecahkan masalah)
TERDIRI DARI 6 PERILAKU
1. Pengetahuan  (kemampuan mengingat       dan      mengenal  suatu obyek)
Perilaku internal          : mengetahui ...........
  Perilaku eksternal a.l             : menyebutkan, menunjukkan,            mengidentifikasi
2. Pemahaman (kemampuan menangkap        makna suatu obyek)
Perilaku internal a.l : memahami .........., menginterpretasikan        Perilaku eksternal a.l   : menjelaskan,  menerangkan, memberi contoh
3.   Penerapan (kemampuan menerapkan … dalam situasi yang baru/konkrit)
Perilaku internal a.l   : menggunakan..,membuat…..,
Perilaku eksternal a.l : mendemonstrasikan, menghitung, membuktikan
4.Analisis (kemampuan menguraikan suatu kesatuan kedalam bagian-bagian)
Perilaku internal a.l     :menganalisis,merinci
Perilaku eksternal a.l   : membandingkan, membagi,                                      memilih
  1. Sintesis (kemampuan mengintegrasikan bagian-bagian ke  dalam satu kesatuan)
    Perilaku internal   a. l : menyususun..,Menghasilkan
                     Perilaku eksternal a. l     : merangkaikan, menyimpulkan
6.Evaluasi (kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu obyek tertentu)
Perilaku internal a.l                 : mempertimbangkan, menilai
Perilaku eksternal a. l : membedakan, mengkritik
PERILAKU RANAH AFEKTIF
Jenis perilaku yang berkaitan dg nilai, norma, sikap, perasaan, kemauan
TERDIRI DARI 5 PRILAKU
1. Penerimaan (adanya kesadaran dan perhatian terhadap stimulan  yang datang )
Perilaku internal                      : menunjukkan ..........
Perilaku eksternal        : mengikuti, menyatakan,  menjawab,
2.Partisipasi ( memberikan tanggapan secara verbal   ataupun tindakan)
Perilaku internal                      : mematuhi......., berperan secara  aktif ...
Perilaku eksternal        : melaksanakan, menyumbangkan,                                                       melaporkan
3.Penilaian/Penetuan sikap ( penyesuaian diri sesuai dengan penilaian yang telah dilakukannya)
Perilaku internal          : mengakui, menyepakati, menyukai, menghargai
Perilaku eksternal        : mengajak, menolak,  melaksanakan, membela,   ikut  serta 
  1. Organisasi (menghubungkan antar nilai          menjadi           suatu sistem nilai)       
    Perilaku internal          :  membentuk sistem   nilai     
    Perilaku eksternal        : merumuskan,             mengatur,
5.Pembentukan pola hidup (menjadikan sistem nilai sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupannya)
                    
Perilaku internal          : menunjukkan ......melibatkan diri ........
Perilaku eksternal        : memperlihatkan, Bertahan, membuktikanPERILAKU RANAH PSIKOMOTOR
merupakan perilaku yang menyangkut aspek ketrampilan/gerakan
TERDIRI DARI 7 PERILAKU
1. Persepsi  (kemampuan mengenal obyek motorik dengan panca indera)
Perilaku internal          : membedakan, menafsirkan,
Perilaku eksternal        : mengidentifikasi, membedakan, memilih
2. Kesiapan (kemampuan mempersiapkan diri untuk melakukan suatu gerakan)
Perilaku internal          : berkonsentrasi, menyiapkan diri
Perilaku eksternal        : menunjukkan, mengawali,                                        mempersiapkan          
3. Gerakan terbimbing (kemampuan melakukan gerakan dengan mengikuti contoh)
Perilaku internal          : meniru contoh
Perilaku eksternal        : mengikuti, memasang, mencoba,                                            membuat
4. Gerakan terbiasa (kemampuan melakukan gerakan  tanpa melihat contoh)
Perilaku internal          :terampil
Perilaku eksternal        : memainkan
,  mendemonstrasikan, mengatur
5. Gerakan kompleks ( kemampuan melakukan serangkaian gerakan secara tepat,lancar,luwes)
Perilaku internal          :terampil..............
Perilaku eksternal        : memasang, membongkar, mendemonstrasikan
                    
6. Penyesuaian pola gerakan (kemampuan menyesuaikan gerakan dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya)    Perilaku internal         :menyesuaikandiri,bervariasi
Perilaku eksternal        : mengubah, mengatur,  membuat variasI

Penciptaan pola gerakan (kemampuan membuat pola gerakan baru)
Perilaku internal          : menciptakan  sesuatu yang baru
Perilaku eksternal        : merancang, menciptakan, mendesain

Semester V

Tidak ada komentar:

Posting Komentar