Kamis, 08 Desember 2016

FILSAFAT PENDIDIKAN
A.    Pengertian Pengembangan Pendidikan
               Pengembangan pendidikan menjadi topik yang selalu hangat dibicarakan dari masa kemasa. Isu ini selalu juga muncul tatkala orang membicarakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam pengembangan pendidikan, secara umum dapat diberikan dua buah model pengembangan yang baru yaitu: Pertama "top-down model" yaitu pengembangan pendidikan yang diciptakan oleh pihak tertentu sebagai pimpinan/atasan yang diterapkan kepadabawahan; seperti halnya pengembangan pendidikan yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional selama ini. Kedua "bottom-up model" yaitu model pengembangan yang bersumber dan hasil ciptaan dari bawah dan dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan.
      Berdasarkan rumusannya ini, Marimba menyebutkan ada lima unsur utama dalam pendidikan, yaitu 1) Usaha (kegiatan) yang bersifat bimbingan, pimpinan atau pertolongan yang dilakukan secara sadar. 2) Ada pendidik, pembimbing atau penolong. 3) Ada yang di didik atau si terdidik. 4) Adanya dasar dan tujuan dalam bimbingan tersebut, dan. 5) Dalam usaha tentu ada alat-alat yang dipergunakan.
        Sejalan dengan pemikiran ilmiah dan filosofis dari pemikir-pemikir sesepuh muslim, maka sistem nilai-nilai itu kemudian dijadikan dasar bangunan (struktur) pendidikan islam yang memiliki daya lentur normatif menurut kebutuhan dan kemajuan. Pendidikan Islam mengidentifikasi sasarannya yang digali dari sumber ajarannya yaitu Al Quran dan Hadist, meliputi empat pengembangan fungsi manusia : 1. Menyadarkan secara individual pada posisi dan fungsinya ditengah-tengah makhluk lain serta tanggung jawab dalam kehidupannya. 2. Menyadarkan fungsi manusia dalam hubungannya dengan masyarakat, serta tanggung jawabnya terhadap ketertiban masyarakatnya. 3. Menyadarkan manusia terhadap pencipta alam dan mendorongnya untuk beribadah kepada Nya Menyadarkan manusia tentang kedudukannya

2
 terhadap makhluk lain dan membawanya agar memahami hikmah tuhan menciptakan makhluk
 lain, serta memberikan kemungkinan kepada manusia untuk mengambil manfaatnya Setelah mengikuti uraian diatas kiranya dapat diketahui bahwa Filsafat Pendidikan Islam itu merupakan suatu kajian secara filosofis mengenai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al Qur’an dan al Hadist sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof Muslim, sebagai sumber sekunder.
       Ibn sina  dalam sejarah pemikiran islam dikenal sebagai intelektual muslim yang sangat mumpuni dalam segala bidang ilmu pengetahuan. Ibn sina memandang bahwa sangat penting untuk dilakukan dalam sistem dunia pendidikan islam adalah meneliti tingkat kecerdasan, karakteristik dan bakat-bakat yang di miliki anak didik. Dari pengembangan pendidikan islam konsep pendidikan  berbasis kompetensilah yang mampu menunjang kesuksesan pendidikan. Gordon menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi adalah sebagai berikut:
Ø  Pengetahuan( knowledge): yaitu kesadaran dalam bidang kognitif. Misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar.
Ø  Pemahaman(understanding):  yaitu kedalam kognitif dan afektif yang dimiliki individu.
Ø  Kemampuan(skill):  yaitu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang di bebankan kepadanya.
Ø  Nilai(value): yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.
Ø  Sikap(attitudate): yaitu (perasaan  tidak senang, suka tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar.
Ø  Minat((interest): yaitu kecendrungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan.
        Kompetensi berasal dari kata competence yang berarti kecakapan, kemampuan, dan wewenang. MC. Ashan mengemukakan bahwa kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, kemampuan atau keterampilan yang di kuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian bagi dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.Begitu juga dengan munculnya kurikulum berbasis kompetensi juga
3
 berimplikasi terhadap Serangkaian komponen pendidikan sehingga di kenal dengan istilah konsep pendidikan berbasis kompetensi.

1.      Konsep tujuan
     Tujuan pendidikan islam dalam era pendidikan berbasis kompetensi adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,pengalaman serta pengamalan peserta didik tentang  agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, bebangsa dan bernegara.
2.      Konsep kurikulum
       Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) adalah konsep kurikulum yang dikembangkan  oleh departement pendidikan Nasional RI untuk menyempurnakan kurikulum 1945. KBK adalah sebuah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Mulyasa menyebutkan bahwa KBK memiliki karakteristik utama antara lain di tandai dengan berbagai ciri diantaranya:
·         Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual ,maupun klasikal.
·         Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
·         Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi
·         Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif
·         Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Prinsip-prinsip yang mendasari pengembangan KBK:
a.       Keimanan, nilai dan budi pekerti yangluhur.
b.      Penguatan integritas nasional
4
c.       Keseimbangan etika, logika,estetika dan kinestika
d.      Kesamaan memperoleh kesempatan
e.       Pengembangan keterampilan untuk hidup
Tujuan utama KBK adalah memandirikan atau memberdayakan sekolah dalam pengembangan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik sesuai dengan lingkungan.
3.      Konsep metode pengajaran
     Pengajaran pada hakikat nya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.  Ada  tiga prinsip penting pengajaran dalam konsep KBK:
a.       Proses pembelajaran/ pengajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa.
b.      Berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari. Ada tiga tipe pengetahuan yang masing -,asing memerlkan situasi yang berbeda dalam mempelajarinya. Pengetahuan tersebut adalah pengetahuan fisik, sosial dan logika.
c.        Pengajaran dalam konsep KBK harus melibatkan peran  lingkungan sosial.
4.       Konsep Pengembangan pembelajaran
         Merujuk pada pengertian pengembangan pembelajaran, maka konsep pengembangan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu:
a. Pengembangan pembelajaran sebagai teknologi artinya suatu pembelajaran yang lebih terdorong dengan menggunakan teknik-teknik, metode, dan pendekatan yang dapat mengembangkan tingkah laku kongnitif dan teori-teori yang konstruktif terhadap solusi dan problem pembelajaran
b. Pengembangan pembelajaran sebagai suatu system artinya sebuah susunan dari sumber-sumber dan prosesdur-prosedur untuk mengerakkan pembelajaran. Pengembangan system pengajaran melalui proses yang sistemik selanjutnya diimplementasikan dengan mengacu pada system perencanaan pembelajaran.
5
c. Pengembangan pembelajaran sebagai sebuah disiplin artinya cabang dari pengetahuan yang senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi tersebut.

d. Pengembangan pembelajaran sebagai sains adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dengan segala tingkatan kompleksitasnya.
e. Pengembangan pembelajaran sebagai teknologi artinya suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkahlaku kongnitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem pengajaran.
Langkah-langkah pengembangan pembelajaran:
1.      spesifikasi asumsi-asumsi atau preposisi-preposisi
           yang mendasar artinya pengembangan pembelajaran harus didasarkan pada asumsi yang jelas, hal ini dikarenakan dunia pendidikan dewasa ini lebih cendrung kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara ilmiah.
2.       mengidentifikasi kompetensi  Dalam penyusunan pengembangan pembelajaran perlu memperhatikan kompetensi dasar yang akan diajarkan. Untuk mengetahui penguasaan dan pendalaman cakupan kemampuan dasar, dapat digunakan jaringan topic/tema/konsep. Kompetensi dasar yang terlalu luas dalam cakupan materinya perlu dijabarkan menjadi lebih dari satu pembelajaran.
3.       mengambarkan secara spesifik kompetensi-kompetensi Artinya kompetensi-kompetensi yang telah ditentukan lebih diperkhusus dan dirumuskan menjadi explicit dan dapat diamati.
4.      menentukan tingkat-tingkat kreteria dan jenis assement Menentukan jenis-jenis penilaian yang akan digunakan dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian kompetensi.

6
5.       pengelompokan dan penyusunan tujuan pengajaran artinya dalam pengajaran desain intruksional sangat penting dalam rangka memudahkan siswa dalam mengikuti kegiatanprosses belajar mengajar.
6.      desain strategi pembelajaran  artinya keberhasilan menggunakan strategi instruksional tergantung pada kreativitas, kepandaian, kecakapan dan keahlian pengembangnya (guru).
7.       mengorganisasikan system pengelolaan artinya mengigat belajar adalah merupakan proses bagi siswa dalam membagun gagasan atau pemahaman sendiri, maka kegiatan belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan hal tersebut dengan lancer dan penuh motivasi.
8.       melaksanakan percobaan program, artinya program yang telah disusun secara sistematis perlu di uji cobakan.
9.       menilai desain pembelajaran artinya pelaksanaan terhadap sebuah desain instruksional, lazimnya menyangkut empat aspek yaitu : validasi tujuan dalam hubungan dengan peranan pendidik yang diproyeksikan, tingkat-tingkat kreteria dan bentuk-bentuk assessment., system instruksional dalam hubungannya dengan hasil belajar, pelaksanaan organisasi dan pegelolaan dalam hubungan dengan hasil tujuan.
10.     memperbaiki program  artinya setiap program pengembangan pembelajaran sesunguhnya tidak pernah tersusun dengan kondisi sempurna, Akan tetapi masih terbuka untuk perbaikan dan perubahan berdasarkan umpan balik dari pengalaman-pengalaman.

1.       Konsep tujuan pendidikan dan Relevansinya dengan pengembangan islam berbasis kompetensi
     Tentang konsep tujuan pendidikan Ibn sina menyebut bahwa tujuan pendidikan islam memiliki beberapa tujuan:
v  Pengembangan potensi
     Tujuan pendidikan dalam pandangan ibn sina dititik beratkan pada pengembangan seluruh potensi yang di miliki seseorang( peserta didik) ke arah perkembangan yang sempurna yaitu perkembangan fisik, intelektual, dan budi pekerti.
7
v  Persiapan hidup dimasyarakat
    Tujuan pendidikan adalah harus di cerahkan pada upaya mempersiapkan seseorang agar dapat hidup di masyarakat secara bersama-sama dengan meakukan pekerjaan atau ke ahlian yg di pilihnya sesuai dengan bakat, kesiapan kecendrungan dan potensi yg dimilikinya.
v  Membentuk insan kamil (manusia yang sempurna)
    Yaitu manusia yang terbina seluruh potensi dirinya secara seimbang dan menyeluruh. Tujuan pendidikan islam adalah  untuk membentuk manusia yang berkepribadian akhak mulia.
Secara umum  tujuan pendidikan islam dalam era pengembangan pendidikan islam berbasis kompetensi disekolah/ dimadrasah adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian pengalaman peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembasng dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini juga sejalan dengan lapangan pendidikan islam dalam perkembangan pendidikan islam berbasis kompetensi dimana menurut Hasbi Al- Shidiqi meliputi:
a.      Tarbiyah Jismiyah, yaitu segala rupa pendidikan yang wujudnya menyuburkan dan menyehatkan tubuh serta menegakkannya, supaya dapat merintangi kesukaran yang dihadapi daam pengalamannya.
b.      Tarbiyah aqliyah, yaitu segala rupa pendidikan dan pelajaran yang akibatnya mencerdaskan akal menajamkan otak semisal ilmu berhitung.
c.       Tarbiyah adabiyah,yaitu segala rupa praktek maupun berupa teori yang wujudnya meningkatkan  budi dan pekerti, akhlak yang mulia yang meski di ajarkan.
2.       Konsep kurikulum pendidikan dan relevansinya dengan pengembangan pendidikan islam berbasis kompetensi
Konsep kurikulum didasarkan pada tingkat perkembangan usia anak didik meliputi:
a.       Kurikulum anak usia 3 sampai 5 tahun
  Untuk anak usia 3 s/d 5 tahun menurut Ibn sina perlu diberikan mata pelajaran :
                                                   8
ð  Olahraga untuk membina kesepurnaan pertumbuhan fisik si anak dan berfungsinya organ tubuh secara optimal.
ð  Budi pekerti diarahkan untuk membekali sianak agar memiliki kebiasaan sopan santun dalam pergaulan sehari-hari.
ð  Kebersihan agar si anak memiliki kebiasaan mencintai kebersihan.

ð  Seni sastra dan kesenian agar si anak memiliki ketajaman perasaan dalam mencintai serta meningkatkan daya khayalny
b.      Kurikulum untuk anak usia 6 s/d 14 tahun
     Adalah mencakup mata pelajaran membaca dan menghafa alqur’an pelajaran agama,sya’ir, dan pelajaran olah raga.
c.       Kurikulum untuk anak usia 14 s/d k eatas
    Untuk mata pelajaran dapat di bagi kedalam mata pelajaran bersifat teoritis dan praktis.
ð  Bersifat teoritis antara lain seperti ilmu tentang materi dan bentuk gerak dan perubahan, wujud dan kehancuran, tumbuh-tumbuhan, hewan, kedokteran , astrologi, kimia yang secara keseluruhan tergolong ilmu-ilmu fisika.
ð  Praktis adalah ilmu akhak yang mengkaji tentang cara-cara pengurusan tingkah laku seseorang, ilmu pengurusan rumah tangga yaitu ilmu yang mengkaji hubungan antara suami dan istri, anak-anak, pengaturan keuangan dalm kehidupan rumah tangga, serta ilmu politik yang mengkaji tentang bagaimana hubungan antara rakyat dan pemerintahan, kota dengan kota dll.
3.       Konsep metode pengajaran/ pembelajaran dan relevansinya dengan pengembangan pendidikan islam berbasis kompetensi
       Konsep metode pengajaran terlihat pada materi pelajaran, sehingga antara metode dengan materi yang di ajarkan tidak akan kehilangan daya relevansinya, metode pengajarannya antara lain:
ð  Metode Talqin: untuk mengajarkan membaca alqur’an di mulai dengan cara mendengarkan bacaaan alqur’an kepada anak didik ,sebagian demi sebagian.
9
ð  Metode demonstrasi: di gunakan untuk cara mengajar menulis. Seperti memberikan contoh huruf hijaiyah, cara mengucapkannya,  dan mendemonstrasikan cara menulisnya.
ð   Metode pembiasaan dan teladan: salah satu metode pengajaran yang paling efektif, khususnya dalam mengajarkan akhak.
ð  Metode diskusi: dilakukan dengan cara penyajian pelajaran dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang dapat berupa pertanyaan yang bersifat problematis untuk di bahas dan di pecahkan bersama, sehingga dapat mengembangkan potensi  nalar dan sosialnya peserta didik.

A.      Metode Pengembangan Filsafat Pendidikan Islam Sebagai suatu metode.
pengembangan filsafat pendidikan Islam biasanya memerlukan empat hal sebagai berikut :
1)      bahan-bahan yang akan digunakan dalam pengembangan filsafat pendidikan. Dalam hal ini dapat berupa bahan tertulis, yaitu al Qur’an dan al Hadist yang disertai pendapat para ulama serta para filosof dan lainnya, serta bahan yang akan di ambil dari pengalaman empirik dalam praktek kependidikan.
2)       metode pencarian bahan. Untuk mencari bahan-bahan yang bersifat tertulis dapat dilakukan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan yang masing-masing prosedurnya telah diatur sedemikian rupa. Namun demikian, khusus dalam menggunakan al Qur’an dan al Hadist dapat digunakan jasa Ensiklopedi al Qur’an semacam Mu’jam al Mufahras li Alfazh al Qur’an al Karim karangan Muhammad Fuad Abd Baqi dan Mu’jam al muhfars li Alfazh al Hadist karangan Weinsink.
3)      metode pembahasan. Untuk ini Muzayyin Arifin mengajukan alternatif metode analsis-sintesis, yaitu metode yang berdasarkan pendekatan rasional dan logis terhadap sasaran pemikiran secara induktif, dedukatif, dan analisa ilmiah.

4)       pendekatan. Dalam hubungannya dengan pembahasan tersebut di atas harus pula dijelaskan pendekatan yang akan digunakan untuk membahas tersebut. Pendekatan ini biasanya diperlukan dalam analisa, dan berhubungan dengan teori-teori keilmuan tertentu yang akan dipilih untuk menjelaskan fenomena tertentu pula. Dalam hubungan ini pendekatan lebih 10 merupakan pisau yang akan digunakan dalam analisa. Ia semacam paradigma (cara pandang) yang akan digunakan untuk menjelaskan suatu fenomena

Tidak ada komentar:

Posting Komentar